Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tips Mengatasi Kebuntuan Saat Menulis (Writer’s Block)

 Tips Mengatasi Kebuntuan Saat Menulis (Writer’s Block)

Tips Mengatasi Kebuntuan Saat Menulis (Writer’s Block)
Gambar dari CANVA


Ujwar.com – Kamu pernah nggak, nge-blank saat menulis? Atau, kamu yang sedang menggebu-gebu menulis sebuah novel tiba-tiba terhenti di tengah jalan? Padahal, novelnya sudah jauh. Akhirnya jadi males lanjutin dan jadi nggak mood.

Itu namanya Writer’s block. Bahasa kitanya adalah kebuntuan yang terjadi terhadap penulis. Tentu, ada beberapa faktor yang menyebabkan itu semua. Nah di sini, aku bakal menjelaskan faktor penyebab dari writer'ss block juga solusinya.

Pastikan kamu menyimak artikel ini sampai selesai, karena akan sangat bermanfaat untuk keberlangsungan proses berkarya.

Writer’s block biasanya disebabkan oleh:

SISI NASKAH - Konsep yang Belum Matang

Sama halnya seperti kue. Sebelum benar-benar dibuat, tentu harus melalui berbagai proses. Seperti menyiapkan bahan, menyampur adonan, melembutkan adonan, dan lain-lain. Dalam proses menulis pun sama. Kita tidak bisa langsung mengeksekusi sebuah karya. Kita harus juga menyiapkan banyak hal yang tergabung di dalam konsep pembuatan novel.

Nah. Bisa jadi, writer’s block ini terjadi karena konsepmu belum matang atau bahkan kamu sendiri tidak membuat konsep.

“Kak, apa saja sih yang harus disiapkan dalam membuat konsep novel?”

Banyak sekali.

Pertama, premis. Premis itu adalah ide dasar sebuah cerita. Kamu harus sudah tahu inti dari ceritamu hanya dalam satu kalimat saja. Untuk tata cara pembuatan premis, akan saya buat di artikel berbeda.

Kedua, unsur-unsur novel. Kamu pernah belajar unsur-unsur novel semasam sekolah, kan? Unsur-unsur novel itu banyak sekali. Misal tema umum cerita, tokoh dan penokohan, gaya bahasa, amanat, Point of View, alur, dan lain-lain.

Nggak main-main, hal ini harus sudah disiapkan sebelum kita benar-benar menulis. Proses membuat konsep seperti proses penjajakan. Kita benar-benar mengenal dulu calon novel yang akan kita buat.

Ketiga, siapkan sinopsis. Sinopsis adalah ringkasan cerita dari awal-sampai akhir. Dibuatnya sinopsis bertujuan untuk mempermudah kita mengingat alur secara umum. Jadi, kita sudah tahu cerita dari awal sampai akhir. Meski berpotensi berubah saat ditulis, menurutku kita harus tahu cerita keseluruhan dari novel yang bahkan belum kita tulis.

Keempat, menyusun sinopsis ke dalam struktur novel. Kita bisa menggunakan berbagai struktur cerita. Misal menggunakan struktur tiga babak. Atau, struktur eight sequences. Juga struktur lainnya.

Dalam pembuatan struktur ini, kita bisa sekalian menyusun outline per bab jika diperlukan. Outline per bab ini lebih kepada ringkasan cerita yang akan ditulis per bab. Bisa berupa poin-poin, bisa berupa ringkasan dalam bentuk paragraf. Aku sendiri kadang membuat, kadang tidak. Sebab, di beberapa situasi, mencocokkan sinopsis ke dalam struktur tadi saja sudah cukup. Untuk menyusun outline per bab, sebenarnya ini kondisional. Meskipun kalau menawarkan naskah ke suatu platform, outline per bab ini sering menjadi persyaratan.

Nah, itu adalah beberapa hal yang setidaknya harus disiapkan sebelum benar-benar menulis novel. Waw, banyak banget ya? Kelihatan ribet banget lho. Tapi, tentu, ribet di awal akan mempermudah kita saat penulisan. Ini pula yang bisa membuat tulisan kita bisa ditulis tanpa ada istilah ‘BUNTU’.

SISI PENULIS – Burnout (Kelelahan)

Selain berkenaan dengan konsep naskah, writer’s block juga bisa saja terjadi karena ada masalah dengan pribadi si penulis. Misal burnout. Kadang, kita terlalu banyak menekan diri untuk melakukan ini dan itu. Kadang pula, kita terlalu mendorong diri untuk melakukan banyak hal secara terus-menerus, dan akhirnya kelelahan.

Burnout bisa membuat lelah batin dan fisik. Boro-boro buat nulis, otaknya juga nggak bisa diajak kompromi. Nah kuncinya, kamu istirahat dulu dari menulis. Biarkan dirimu tenang. Cari aktivitas menyenangkan di luar menulis. Mungkin, kamu bisa menonton film, membaca buku, jalan-jalan, berolahraga, dan lain-lain.

Hal itu bisa memulihkan diri secara perlahan-lahan. Dengan begitu, kamu akan  merindukan lagi proses menulis, hingga bisa melanjutkan kembali proses itu.

“Kak, waktu istirahatnya sampai kapan sih?”

Tidak pasti!

Soalnya, burnout ini nggak bisa ditebak. Mungkin ada yang bisa pulih dalam waktu mingguan, bahkan bulanan. Intinya, nikmati aktivitas baru dan proses pemulihan. Dengan menikmati itu, bisa saja keinginan untuk kembali melanjutkan novel bisa terjadi secepat kilat. Ide yang hilang itu bisa kembali mengalir deras.

Nah guys, itulah cara mengatasi kebuntuan saat menulis (writer’s block). Semoga bermanfaat ya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.


Posting Komentar untuk " Tips Mengatasi Kebuntuan Saat Menulis (Writer’s Block)"